Amerika Kembalikan Barang Antik Senila $3 Juta Ke Indonesia

Amerika Kembalikan Barang Antik Senila $3 Juta Ke Indonesia

New York City, 27 April 2024 – Jaksa Wilayah Amerika Manhattan Alvin Bragg hari ini mengumumkan repatriasi 30 barang antik senilai total $3 juta ke pemerintah Kamboja dan Indonesia. Barang-barang antik tersebut merupakan hasil penggerebekan jaringan perdagangan dan penyelundupan Amerika yang melibatkan pedagang seni Subhash Kapoor dan Nancy Wiener.

Dalam dua upacara terpisah baru-baru ini, Bragg mengembalikan 27 barang antik ke Kamboja dan tiga ke Indonesia. Barang-barang tersebut sebelumnya telah di jarah, di jual, atau di pindahkan secara ilegal.

“Repatriasi barang antik ini merupakan kemenangan bagi kedua negara dan rakyatnya,” kata Bragg dalam sebuah pernyataan. “Tindakan ini menegaskan kembali komitmen kami untuk mengembalikan harta warisan budaya yang di curi dan melindungi warisan budaya masyarakat dunia.”

Penyelidikan peradilan AS yang menargetkan Kapoor, yang di juluki “Hidden Idol,” telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Kapoor di tuduh menjalankan jaringan penyelundupan barang-barang curian di Asia Tenggara untuk di jual di galerinya di Manhattan.

Di antara barang-barang antik yang di repatriasi adalah patung perunggu dewa Hindu Siwa yang di jarah dari Kamboja dan batu relief dua tokoh kerajaan Majapahit (abad 13-16) yang di curi dari Indonesia.

Kapoor, yang merupakan warga India-Amerika, membantah tuduhan konspirasi memperdagangkan karya seni curian yang didakwakan oleh otoritas AS

Pertemuan Erdogan-Biden di Gedung Putih Ditunda karena Ketegangan Gaza

Washington D.C. – Pertemuan yang di rencanakan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih telah di tunda, menurut laporan kantor berita AFP, Sabtu (27/4/2024).

Tanggal pertemuan sebelumnya di    jadwalkan pada 9 Mei mendatang, namun sekarang akan di putuskan setelah pertukaran pendapat antara kedua presiden, tambah AFP mengutip seorang pejabat. Seorang pejabat Turki mengatakan penundaan tersebut terjadi di tengah ketegangan yang meningkat terkait perang di Gaza.

“Penundaan ini merupakan masalah yang cukup besar, karena Erdogan telah berusaha selama tiga tahun untuk di undang ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Presiden amerika Biden,” kata Soner Cagaptay, direktur Program Turki di The Washington Institute.

Kedua negara sedang berusaha membangun kembali hubungan yang tegang karena sejumlah perselisihan, termasuk tertundanya persetujuan Turki atas aksesi Swedia ke aliansi NATO.

Rencana kunjungan Erdogan tidak pernah di umumkan secara resmi oleh kepresidenan Turki. “Kunjungan yang direncanakan pada 9 Mei di tunda karena adanya perubahan dalam program Erdogan,” kata seorang pejabat Turki kepada AFP, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Namun, seorang pejabat Turki mengatakan kepada AFP pada bulan Maret bahwa kunjungan tersebut akan di lakukan pada tanggal 9 Mei

China Menjadi Tuan Rumah Perundingan Antara Hamas dan Fatah

Beijing, CNBC Indonesia – China akan menjadi tuan rumah dalam perundingan antara kelompok militan Hamas dan saingannya, Fatah. Perundingan ini bertujuan untuk mendukung upaya rekonsiliasi kedua kelompok Palestina yang bertikai.

Diplomat di Beijing yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa perundingan tersebut di       maksudkan untuk mendorong rekonsiliasi kedua kelompok. Para pejabat China telah meningkatkan advokasi bagi Palestina di forum internasional dalam beberapa bulan terakhir, menyerukan konferensi perdamaian Israel-Palestina yang lebih besar dan jadwal khusus untuk menerapkan solusi dua negara.

Pejabat Fatah menyatakan bahwa delegasi mereka, yang di pimpin oleh Azzam Al-Ahmed, telah berangkat ke China. Tim perundingan Hamas, yang di pimpin oleh Moussa Abu Marzouk, tiba di Beijing pada Jumat malam.

Perundingan ini menandai kepergian pertama perwakilan Hamas ke China sejak perang di Gaza di mulai. Kedua faksi Palestina yang berseberangan itu telah gagal menyelesaikan perselisihan politik mereka sejak Hamas mengusir Fatah dari Gaza pada 2007.

Kunjungan ini menunjukkan peran penting China dalam diplomasi Palestina di tengah konflik yang masih berlangsung di Jalur Gaza. Tahun lalu, Beijing menjadi perantara kesepakatan perdamaian antara Arab Saudi dan Iran.

Diplomat Beijing Wang Yi menyatakan bahwa upaya ini bertujuan untuk memperbaiki ketidakadilan dalam sejarah yang berkepanjangan. Pada Februari, China mendesak Mahkamah Internasional untuk memberikan pendapatnya mengenai pendudukan Israel di Wilayah Palestina, yang menurut mereka ilegal